Mengingat wajahmu saja air mata sudah menetes dengan deras apalagi bila
harus mengingat dan mengenangmu. Namun apalah daya, rindu itu semakin
melambung tinggi, tak sanggup aku pendam sendiri.
Sejak kepergianmu
di umur 8 tahunku dulu, karena penyakit jahat yang menyerangmu membuat
aku tak kuasa menahan rindu ingin bertemu. Papa, kedua anakmu kini
sekarang telah dewasa. Abang si anak pertama papa sudah menjadi ayah dengan mempunyai 1 anak laki-laki yang mirip denganmu. Sedangkan aku masih
dalam proses menempuh pendidikan dengan penuh semangat agar kau bangga
di atas sana.
Pah, Mama baik-baik saja, kami bertiga selalu merindukanmu di sini. Mama bekerja untuk kami dan berperan ganda sekaligus. Kadang ia menjadi Papa
yang berkeringat lelah menghidupi kami. Kadang ia menjadi Mama yang
selalu memberikan kasih sayang tak pernah henti. Pah, apakah kau juga
rindu denganku? Kenapa kau tak ingin bertemu denganku?
Aku sadar
akan kehilanganmu, tapi yang aku harapkan adalah agar kau menemuiku,
sekali saja pun tidak apa-apa. Setiap ingin tidur aku selalu berdoa agar
kau datang dalam mimpiku, aku berdoa agar kau mendengar di atas sana.
Tapi mengapa kau tidak datang, Pah?
Mengapa? Apa kau tidak
sayang lagi denganku? Hampir 15 tahun sudah kau pergi, selama itu kau
juga tidak pernah lagi mewujudkan keinginanku. Pah, aku hanya ingin
satu hal saja, agar d itidur malamku yang panjang, kau menemaniku walau
lewat mimpi saja, hanya itu pah. Apakah susah? Aku mohon, jangan
biarkan aku tenggelam dalam rindu ini. Tetesan air mata yang selalu
menggambarkannya di setiap malam sunyi tanpa seorang pun, tetap saja
hanya itu keinginanku, aku ingin bertemu.
Pah, aku pernah
dibuat sakit hati oleh seorang lelaki, yang pernah berkata bahwa dia
akan mencintaiku hidup dan mati. Ia berikan segala harapan serta janji
manisnya kepadaku. sepertinya dulu aku adalah perempuan kecil yang masih polos pah. Aku
mempercayai semua yang diutarakannya. Namun, semua hal itu hanya
kebohongan.
Setelah dia hadir, membuatku jatuh dan mencinta,
setelah aku selalu memprioritaskan dia, setelah aku berbahagia, dia
lenyapkan semua dengan dusta semata. Dia pergi tanpa memikirkan
keadaanku seperti apa, saat itu aku rapuh, pah. Aku berdiri di pinggir
jalan dengan pandangan kosong, aku tak ingin pulang ke rumah, aku takut mama mengetahuinya.
Air mata tumpah sangat parah,
hatiku sakit, pah. Saat itu aku hanya perlu sandaran dari sosok
laki-laki yang tulus mencintaiku apa adanya, yaitu papa.
Bagaimana
mungkin papa bisa menjadi temanku lagi, sementara papa sudah tidak ada?
Aku semakin menangis pah, luka hati yang paling terdalam bukan sekadar
telah tergores, namun telah tertusuk hingga hancur.
Setelah
kejadian itu, aku takut untuk jatuh cinta, pah. Aku takut akan laki-laki
yang terlalu memandangiku dengan penuh arti. Aku takut akan laki-laki
yang selalu mengatakan dusta. Aku takut akan laki-laki yang selalu
memperhatikanku. Aku takut akan laki-laki yang menyatakan cinta dan aku
takut akan laki-laki yang berkata akan selalu melindungiku, pah. Entah
sampai kapan aku merasakan ketakutan ini.
Tapi aku sadar, cinta yang tepat tidak akan datang dengan cepat.
Aku yakin, saat aku rapuh kemarin, kau menangis sedih di atas sana.
Hapuslah air matamu, pah. Putrimu sekarang tidak apa-apa, justru
sekarang menjadi lebih kuat dan dapat berpikir dewasa. Karena pengalaman
telah banyak mengubahku, jangan bersedih lagi, pah.
Sekarang
aku bisa tertawa lepas, aku memiliki banyak teman yang menghapus duka.
Aku akan sukses, pah. Aku akan buat mama bangga, aku sangat mencintai mama
sama halnya dengan aku mencintaimu. pah, kadang aku suka cemburu,
melihat teman-teman yang di jenguk dan selalu diperhatikan papa nya
saat berada di pesantren. Aku duduk termenung di kamar dan
berusaha untuk tidak menangis.
Pah, aku pernah mendengar seorang
teman dekatku sedang berbohong dengan ayahnya. Aku sedih sekali,
mereka diberikan kesempatan untuk hidup bersama ayahnya namun
disia-siakan. Oh iya, pah, aku pernah mendengar, “Selangkah anak
perempuannya keluar rumah tanpa menutup aurat, selangkah pula ayahnya
menuju ke neraka." Pah, ketahuilah, meskipun aku belum sempurna dalam
menjalankan ibadah, aku akan berusaha untuk taat, kututup aurat dengan
ikhlas untuk menjalankan kewajibanku dan untuk menjagamu lewat sini.
Karena hal ini dan doa terbaik yang dapat kuhadiahkan untukmu, pah.
Dimana pun kau sekarang, kau tetap di hati dan selalu kusayang.
Papa, keinginanku masih sama seperti yang dulu dan tak akan pernah berubah, aku masih mengharapkan hadirmu dalam mimpiku, pah. I'm never stop loving you, dad.
^^
Bersabarlah, kau hanya sedang berada dalam fase mencintai seseorang yang salah, sehingga kau merasa terluka yang cukup melemahkanmu.
Lihat saja, ketika esok kau telah belajar dari kesalahan, kau akan menemukan fase dimana betapa baiknya Tuhan padamu, mengatur semuanya dengan sebegitu baik, ketika kau menemukan dia yang terbaik dari yang maha baik, untuk kamu yang belajar untuk menjadi lebih baik.
Rabu, 15 November 2017
Minggu, 29 Oktober 2017
Kamu
Kamu terbiasa berpura-pura menjadi seseorang yang selalu ceria, berperilaku jika hidupmu berjalan sempurna, tingkahmu gembira.
Kamu selalu terlihat tegar, agar orang lain tidak sungkan membagi ketakutan.
kamu selalu terlihat kuat, menyembunyikan penat.
Kamu selalu terlihat tenang, hingga saat kamu jatuh, tak kuat bertahan, tidak ada yang cukup memperhatikan.
Kamu selalu berusaha terjaga, menjadikan dirimu sebagai seorang yang siap sedia mendengarkan segala keluh kesah.
Menyelam dan berusaha menyelamatkan orang lain yang tenggelam, meski tanpa sadar membuat dirimu sendiri makin jauh dari permukaan.
Sebenarnya kamu sendiri kebingungan mencari seseorang yang mau mendengarkanmu- berbagi kegelisahan.
Sebenarnya kamu-pun sendiri kebingungan, menyimpan segalanya sendirian.
Iya? Iya.
Kamu selalu terlihat tegar, agar orang lain tidak sungkan membagi ketakutan.
kamu selalu terlihat kuat, menyembunyikan penat.
Kamu selalu terlihat tenang, hingga saat kamu jatuh, tak kuat bertahan, tidak ada yang cukup memperhatikan.
Kamu selalu berusaha terjaga, menjadikan dirimu sebagai seorang yang siap sedia mendengarkan segala keluh kesah.
Menyelam dan berusaha menyelamatkan orang lain yang tenggelam, meski tanpa sadar membuat dirimu sendiri makin jauh dari permukaan.
Sebenarnya kamu sendiri kebingungan mencari seseorang yang mau mendengarkanmu- berbagi kegelisahan.
Sebenarnya kamu-pun sendiri kebingungan, menyimpan segalanya sendirian.
Iya? Iya.
Senin, 08 Mei 2017
Pesan Untuk Diriku di Masa yang Akan Datang: Bertahanlah..
Dear, aku..
Bagaimana kabarmu? Masih cukup sehatkah untuk berpikir optimis? Masih jernihkah matamu menatap masa depan yang lebih positif? Aku harap iya, karena jika tidak maka sia-sialah aku bertahan hingga kini.
Awalnya, aku ingin menulis untuk kita di masa lampau. Tapi kupikir, untuk apa? Toh surat ini tidak akan sampai padanya. Karena mesin waktu belum tercipta untuk bisa membawa pesan dari ku untuk aku yang lama. Jadi kuputuskan menuliskannya untukmu, untuk kau, aku yang berada jauh di depan. Semoga kau tidak cukup bodoh untuk mengabaikan masa lalu, atau bahkan terlalu terikat seperti aku saat ini.
Aku di masa depan, cerita yang ingin ku muat begitu banyak. Hal-hal yang mungkin nantinya kau akan lupa, tapi aku tak punya cukup tinta dan tenaga untuk menuliskannya. Lagipula, jika kau melupakannya kurasa itu adalah pilihan yang kita buat bersama, karena yang tersisa cukup berharga untuk kita jaga. Tapi aku di masa depan, baiknya pilahlah dengan hati-hati apa yang hendak kau lupakan. Karena tak semua kisah sedih itu tidaklah berguna hingga harus dihapus. Bagaimanapun juga, setiap kejadian membentuk pribadi kita hingga sekarang bukan?
Seperti yang kukatakan, aku tidak sanggup bercerita, jadi biarkanlah aku memberikan petuah. Aku tahu kau keras kepala karena akupun begitu, maka dari itu aku menuliskan ini. Karena jika bukan aku, siapa lagi yang akan kau dengar?
Jadi, aku, tolonglah jaga kesehatan. Makan yang banyak, minum minimal seliter sehari, kalau bisa juga tolonglah berolahraga. Aku berusaha untuk membiasakannya sekarang, agar kau tak berat menjalankannya nanti. Ingatlah untuk tak merajuk setiap kau tidak mendapatkan apa yang kau mau, aku tahu itu sulit, sekarangpun aku masih belum bisa membiasakan diri, tapi kuharap di masa depan nanti kau jauh lebih dewasa daripada aku.
Aku yang modern, pintaku janganlah kau mudah menyerah seperti aku saat ini, yang membiarkan hal-hal berharga dalam hidupku terlepas dari tanganku karena tak kuat menjaga. Tidakkah kau ingat hari ini? Bagaimana rasanya penyesalan datang padaku dalam rasa yang perih? Jadi kumohon, apapun yang terjadi janganlah hilang harapan. Karena memiliki itu gampang, tapi menjaga itu sulit. Lalu aku yang nanti, janganlah juga kau takut untuk melangkah ke depan, meskipun rasa takut dari masa lalu membayangi atau trauma masa kecilmu masih mengikat. Aku, akan berusaha untuk mengatasinya, memudahkanmu agar bisa melanjutkan dengan lebih baik. Tapi jika aku tak berhasil, maka kumohon ingatlah kata-kataku itu.
Terakhir, aku yang nantinya menjalani mimpiku, aku berharap surat ini akan kau baca dalam senyum. Menganggap bahwa ini hanyalah kenangan masa lalu di tengah keputusasaan untuk menginginkan pribadi yang lebih baik. Kuharap, kau membawa diri kita jauh menuju kebahagiaan, dan kuharap mimpi-mimpi yang kurajut bisa kau nikmati dalam masa tua yang indah.
Aku mencintai diriku, masa lalu, dan mungkin kau di masa yang akan datang. Maka ku harap kaupun begitu, hingga mampu menjaga diri kita. Tetaplah semangat, dan yakinlah apapun yang terjadi matahari akan tetap terbit, jadi melangkahlah tanpa takut. Jangan menyesal terhadap keputusan apapun yang kau ambil, tapi hadapilah semua konsekuensinya. Maka itu berpikirlah dengan hati-hati jangan terburu-buru, waktu tak pernah mengejarmu itu hanya ketakutanmu yang menuntut.
Dan aku di masa yang tak bisa kubayangkan, terimakasih karena sudah bertahan.
Salam,
aku yang tak berharap kau rindukan.
Senin, 02 Januari 2017
Rindu Kegalauan
"Kadang-kadang, aku mau tiba-tiba ninggalin kamu gitu aja
kayak kamu ninggalin aku.
Aku mau lupain kamu
Aku mau—sekali, sekali saja—kamu yang merindukan aku.
Tapi gak mungkin, ya?
Kalau pada akhirnya aku pergi, kamu gak akan berusaha mencari
Kalau aku berhasil lupa, kamu juga gak akan peduli
Kamu tidak akan pernah merindukan aku, seperti aku merindukan kamu.
Karena hanya aku yang berjuang,
hanya aku yang berusaha.
Karena sejak awal, hanya aku yang jatuh cinta."
"Kamu adalah kesalahan yang tak kusesali"
"Aku menemukan kebahagiaanku dan kesedihanku secara bersamaan.
Ku temukan kau tengah berada dititik bahagiamu, membuat ku merasakan kebahagiaan itu. Namun kurasakan pedih setelahnya,
karena kau bahagia bukan karena aku."
"bahkan bayangmu bingung untuk aku ungkapkan sebagai kebahagiaan atau air mata."
"Kamu tidak akan menemukan aku di sosok manapun... selamat melepas dan mencari"
Jakarta,03012017
SDDP
kayak kamu ninggalin aku.
Aku mau lupain kamu
Aku mau—sekali, sekali saja—kamu yang merindukan aku.
Tapi gak mungkin, ya?
Kalau pada akhirnya aku pergi, kamu gak akan berusaha mencari
Kalau aku berhasil lupa, kamu juga gak akan peduli
Kamu tidak akan pernah merindukan aku, seperti aku merindukan kamu.
Karena hanya aku yang berjuang,
hanya aku yang berusaha.
Karena sejak awal, hanya aku yang jatuh cinta."
"Kamu adalah kesalahan yang tak kusesali"
"Aku menemukan kebahagiaanku dan kesedihanku secara bersamaan.
Ku temukan kau tengah berada dititik bahagiamu, membuat ku merasakan kebahagiaan itu. Namun kurasakan pedih setelahnya,
karena kau bahagia bukan karena aku."
"bahkan bayangmu bingung untuk aku ungkapkan sebagai kebahagiaan atau air mata."
"Kamu tidak akan menemukan aku di sosok manapun... selamat melepas dan mencari"
Jakarta,03012017
SDDP
Langganan:
Postingan (Atom)