Mataku takkan pernah lelah untuk mengamati senja,
Setiap hari tanpa jeda.
Katamu,
Senja itu hal terindah yang tak pernah dimiliki siang, malam apalagi pagi.
Katamu,
Senja tidak akan marah apalagi protes.
Katamu,
Kamu membenci pagi, karena ia telah merenggut bahagia.
Katamu,
Kamu membenci siang yang terlalu banyak memakan waktu,
Hingga terbuang sia-sia.
Dan Katamu,
Kamu membenci malam, karena ia terlalu menyakitkan.
Padahal,
Alasan yang kau ucapkan dan kau katakan itu adalah katamu,
itu adalah bagian kenanganmu bersama dia.
Dari pagi hingga pagi lagi setiap harinya,
Hanya dia yang kamu kenang,
Hanya dia yang kamu ingat,
Lupa padaku yang juga menjadi bagian dari pagi, siang, senja dan malam-mu.
Lalu, untuk apa kamu memintaku menjadi teman ?
Teman macam apa yang sebenarnya yang kau minta ?
Jika hanya sekedar teman melihat senja,
atau pendengar keluh kesahmu setiap hari-nya.
Bukan aku orangnya.
Bukan aku wanita yang kau maksud.
Aku tak semurah itu dalam urusan cinta.
Jika aku cinta,
Aku tak sudi hanya sekedar menjadi teman-mu,
Apalagi teman berbagi kenanganmu bersama-nya.
Terima Kasih ...
^^
Bersabarlah, kau hanya sedang berada dalam fase mencintai seseorang yang salah, sehingga kau merasa terluka yang cukup melemahkanmu.
Lihat saja, ketika esok kau telah belajar dari kesalahan, kau akan menemukan fase dimana betapa baiknya Tuhan padamu, mengatur semuanya dengan sebegitu baik, ketika kau menemukan dia yang terbaik dari yang maha baik, untuk kamu yang belajar untuk menjadi lebih baik.
Minggu, 27 Maret 2016
Selasa, 08 Maret 2016
14 tahun tanpa malaikat pelindung
8 Februari 2016,
sudah 14 tahun dari kepergian Papa.
Gimana kabarnya di sana? Indah, ya, pasti?
14 tahun terasa begitu cepat, juga begitu lambat, Pah.
14 tahun ini aku dapat pelajaran begitu banyak, belajar untuk bangkit,
belajar untuk bersabar, belajar untuk tetap menjalani hidup ke depan dan
belajar selalu berhubungan baik dengan banyak orang.
sesuai pesan Papa ke aku ketika hidup, jaga hubungan yang baik dengan siapapun.
sesuai pesan Papa ke aku ketika hidup, jaga hubungan yang baik dengan siapapun.
Kalo
diingat-ingat lagi, 14 tahun yang lalu awal Papa tiada, waktu seperti
berhenti di hidup aku.
Nggak, kehidupan terus berjalan, tapi aku yang berhenti karena nggak bisa menerima kenyataan.
Nggak, kehidupan terus berjalan, tapi aku yang berhenti karena nggak bisa menerima kenyataan.
Setiap
bulan, setiap tanggal 8, aku selalu bersedih, selalu menangis, keinget Papa terus. Aku selalu pendam sendirian tanpa ada yang tahu. Aku selalu
pura-pura bahagia.
Hari
ini seharian hujan, ke kantor seperti biasa. Hari ku berjalan dengan
sangat baik, tanpa tangis, tanpa bersedih. Ceria seperti Sonia yang
biasa.
Iya, awalnya aku kira gitu. Tapi ternyata mengingat hari ini tanggal 8, air mata jatuh juga, Pah.
Iya, awalnya aku kira gitu. Tapi ternyata mengingat hari ini tanggal 8, air mata jatuh juga, Pah.
Tapi sekarang, aku udah balik ke Sonia yang Papa tau, aku baik-baik aja di sini. Aku mau bilang kalo kehidupanku kembali membaik.
Tahun
2002 adalah tahun terberat dalam hidup aku, tapi tahun ini 2016 akan
menjadi tahun yang indah untuk aku, juga untuk Papa. Dulu aku memang masih kecil tapi kenangan dan ingatan ku 14 tahun yg lalu masih ada Pah, aku berharap Papa selalu ada Tapi aku tau di manapun aku
berada, Papa selalu melihat semuanya dari sana, ya.
Semoga Papa selalu tenang dan bahagia di rumah terbaik Allah.SWT ya, Pah. Aku
nggak akan pernah lupa mendoakan Papa selalu selama aku hidup di dunia.
Aku, Bang Derrys, dan Mama, kita semua sayang sama Papa.
I love you, Dad... :')
Rabu, 02 Maret 2016
Semacam Pertemuan dan Perpisahan
Pertemuan dan Perpisahan adalah dua hal yang mutlak harus seimbang, tapi seringkali kita mengingkari cara kerjanya, merasa berhak bertemu tanpa harus berpisah .
Nanti pada masanya, manusia akan merasakan benar-benar takut dengan pertemuan, sebab perpisahan bentuknya lebih nyata . .
Ujung-ujungnya, kita harus terpaksa mengakui jika waktu tak akan pernah bisa membayar tuntas apa yang rindu kerjakan . . .
Nanti pada masanya, manusia akan merasakan benar-benar takut dengan pertemuan, sebab perpisahan bentuknya lebih nyata . .
Ujung-ujungnya, kita harus terpaksa mengakui jika waktu tak akan pernah bisa membayar tuntas apa yang rindu kerjakan . . .
Langganan:
Postingan (Atom)